Monday 15 March 2010

Anak Yang Sering Dimarahi

Seorang ibu muda bangga ketika anaknya sudah tidak lagi mengalami sibling rivalry, ketika anak pertamanya mampu mengasuh adiknya, sang ibu ini sangat bangga dengan kepatuhan anaknya, anak pertamanya memang sangat patuh bahkan cenderung pasiv. Setiap ibunya menatap dengan tatapan tajam sang anak langsung mundur dari berbagai aktivitas dan segera memilih menghentikan aktivitas, sebuah perilaku yang menyenangkan menurut ibu muda tersebut tetapi belum tentu baik menurut Kesehatan Jiwa.

Pola asuh orang tua berpengaruh dalam perkembangan psikologis anak, seorang anak yang terlalu sering dibentak, seorang anak yang terlalu patuh dan penurut memiliki potensi untuk menjadi penderita Harga Diri Rendah, mengapa seorang anak yang diasuh dengan cara kasar tersebut mengalami Harga Diri Rendah? karena anak tidak pernah mendapatkan reward terhadap apa yang telah ia lakukan. Akibat anak tidak mendapatkan reward maka dia akan merasa tidak berharga, merasa selalu salah, merasa tidak memiliki kelebihan dan merasa tidak memiliki sesuatu yang dapat dibanggakan.

Pola asuh orang tua yang salah justru membuat kebanggaan anak terhadap dirinya menjadi runtuh, anak menjadi sangat tergantung dengan orang lain, kehilangan kemampuan untuk membuat keputusan sendiri dan cenderung ragu - ragu dengan apa yang akan dia lakukan, tanpa dukungan dari orang tua secara penuh maka anak menjadi sangat pasiv, kemampuan yang sangat sederhana yang dia miliki tidak akan dia keluarkan.

Pola asuh yang sangat keras bahkan bisa meninggalkan satu dampak psikologis buruk anak di masa depan, jika mereka kemudian menanamkan mindset yang salah tersebut kedalam benaknya dan menganggap bahwa diri mereka tidak berharga maka anak akan menjadi menjauh dari interaksi sosial, orang tua yang belum menyadari pengaruh pola asuh terhadap perkembangan psikologisnya cenderung membuat anak gagal di masa depannya, mereka gagal memahami diri, gagal memahami orang lain dan menurunkan impian bahkan visi hidupnya ke taraf yang paling rendah.(Imron Rosyidi)